IBS ATAU RADANG USUS

IBS ATAU RADANG USUS

Akhir2 ini, kurang lebih sebulan yang lalu, istri saya merasakan sakit perut yang berkepanjangan. BAB nya juga encer/diare. Perut seperti diremas2 dan kepala juga terasa sakit. Karena diobati dengan obat2 pasaran tidak kunjung sembuh akhirnya kami putuskan untuk periksa di rumah sakit.

Periksa pertama (Selasa) kami disarankan untuk rontgen saluran cerna dan ginjal. Sambil menunggu hasil rontgen (jadwal rontgen hari kamis) Istri diberi obat ciprofloxacin dan analsik. Setelah rontgen, hari sabtu priksa lagi untuk melihat hasil rontgen. Kata dokter istri terkena radang usus besar dan dikasih obat dogmatil sebanyak 50 butir. Saya cek hasil rontgennya ternyata tertulis kesan mengarah ke IBS. Penasaran dg IBS tsb akhirnya tanya2 sama pakdhe google ketemu beberapa artikel, rata2 pakai bahasa inggris diantaranya :


Waspadai Sindrom Iritasi Usus


TAHUKAH Anda, bahwa bawang, cokelat, gandum, kafein, dan susu merupakan faktor pencetus terjadinya sindrom iritasi usus. Sedangkan kopi, gula atau karbohidrat jenis disakarida, kacang atau polong-polongan dan kubis menyebabkan iritasi usus semakin berat. Lalu, bagaimana solusinya?

SINDROM iritasi usus atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan salah satu penyakit atau kelainan fungsi usus yang ditandai dengan kumpulan gejala disfungsi, kurang/tidak berfungsinya usus, seperti: nyeri perut, kembung, dan gangguan pola buang air besar tanpa gangguan/kelainan organik.

Prevalensi IBS di seluruh dunia mencapai 2,5% hingga to 37%. Sedangkan angka insiden IBS mencapai 2ñ70 dari 1000 penderita per tahunnya. IBS sering dijumpai pada usia kurang dari 35 tahun, wanita 2-3 kali lebih mungkin terkena daripada pria.
IBS sering dijumpai oleh dokter umum dan gastroenterologist dalam praktek sehari-hari. Uniknya, sekitar 20% orang sehat ditemukan menderita IBS. Anak-anak yang memiliki riwayat nyeri perut berulang amat berisiko menderita IBS saat remaja dan dewasa muda.

Menariknya, sekitar 20% hingga 50% penderita IBS juga mengalami fibromyalgia (gangguan rematik yang menyerang jaringan lunak). IBS juga umum dijumpai pada beberapa gangguan nyeri kronis lainnya, seperti: sindrom kelelahan kronis (51%), gangguan sendi temporomandibular (64%), nyeri pelvis kronis (50%).
Penyebab Penyebab adalah multifaktor, seperti: gangguan pergerakan usus, gangguan fungsi otot kandung kemih, genetik, intoleransi karbohidrat, faktor psikososial, dan visceral hypersensitivity.

Kontraksi (proses memendek dan menebal) duodenum (usus dua belas jari) dan jejunum (usus kecil) secara clustered serta kontraksi ileum (bagian akhir usus) yang memanjang dan berulang sering terjadi pada penderita IBS.

Gejala IBS juga dikarenakan tidak seimbangnya ketersediaan serotonin di mukosa yang disebabkan oleh kerusakan (defects) produksi serotonin, reseptor serotonin, atau serotonin transporter (SERT) yang diekspresikan oleh sel-sel epitel usus.
Potret Klinis Potret klinis IBS seringkali mirip dengan penyakit: ulkus peptikum, intoleransi laktosa, radang pankreas menahun, radang usus besar (bowel inflammation diseases), dsb, sehingga dokter perlu berhati-hati saat mendiagnosis.

IBS ditandai oleh munculnya berbagai gejala kronis yang berulang, sedikitnya 12 minggu atau lebih  selama 12 bulan terakhir atau setidaknya 3 hari per bulan dalam 3 bulan terakhir dengan gejala telah berlangsung selama minimal 6 bulan, seperti:  rasa nyeri atau sensasi tidak nyaman di perut yang berpindah-pindah, sesaat, frekuensinya tidak terlalu sering, nyeri dapat mereda, berkurang, menghilang, atau merasa lebih nyaman baik saat maupun setelah buang air besar atau kentut.

Distensi abdomen atau perut kembung, dapat berisi gas atau cairan. Terjadi perubahan fungsi usus besar, terdapat ketidaknormalan atau perubahan frekuensi dan proses BAB, berupa: tergesa-gesa untuk BAB, harus mengejan, rasa tidak puas atau tidak tuntas sebelum maupun setelah BAB.

Juga ditemukan gangguan defekasi, perubahan atau kelainan bentuk feses (tinja), seperti: diare  konstipasi (sembelit), tidak dapat mengendalikan BAB, atau BAB disertai lendir. Umumnya tinja cair saat nyeri berlangsung.

Dapat disertai keluhan saluran cerna bagian atas atau keluhan non-gastrointestinal, bukan berasal dari perut, lambung, atau usus. Tidak ada kelainan baik secara struktural maupun biokimiawi. Tidak ada gejala sistemik, seperti demam dan berat badan turun.

Untuk keperluan riset pathophysiology dan clinical trials, frekuensi nyeri atau tidak nyaman setidaknya 2 hari seminggu selama evaluasi screening diperlukan untuk kriteria pemenuhan syarat subjek.

Untuk menegakkan diagnosis IBS secara cepat, maka dokter akan memakai kriteria Manning, yang meliputi: nyeri yang mereda atau membaik dengan BAB, tinja lebih sering atau lebih lembek saat nyeri berlangsung, perut kembung atau tegang yang terlihat jelas, keluar lendir dari dubur, sensasi BAB yang tidak tuntas. Meskipun praktis, kriteria Manning ini tidak sensitif, tidak spesifik, dan kurang terpercaya untuk pria.

Beberapa indikator yang dipertimbangkan dokter untuk menyingkirkan penyakit lainnya sebelum mendiagnosis IBS, antara lain: dialami oleh pria, berusia lebih dari 50 tahun, ada riwayat penurunan berat badan, riwayat gejala terjadi dalam waktu singkat, gejala-gejala sering terjadi di malam hari, ada anggota keluarga yang menderita kanker kolon (usus besar), anemia (kekurangan hemoglobin darah), perdarahan dubur, baru-baru ini mengonsumsi obat jenis antibiotik.

Tidak ada tes atau pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk IBS, diagnosis ditegakkan berdasarkan potret klinis.
Solusi Modifikasi diet merupakan cara yang efektif mengatasi IBS. Untuk IBS dengan diare, mengurangi konsumsi serat. Untuk IBS dengan sembelit, meningkatkan konsumsi serat dan air disertai olahraga rutin.

Pendekatan psikologis dan suportif, psikoterapi, dengan cara: meyakinkan penderita bahwa IBS dapat diobati dan tidak membahayakan kehidupan. Cemas, depresi, atau keduanya haruslah dirawat. Cognitive behavioural therapy dan psychodynamic interpersonal therapy untuk memperbaiki coping.

Juga disarankan untuk: mengendalikan stres, tidak bekerja berlebihan, meluangkan waktu untuk makan sehingga dapat makan dengan tenang dan tidak terburu-buru berolahraga secara rutin dan teratur. Bila disertai stres, maka dapat diberi terapi relaksasi otot progressive, biofeedback, dan meditasi yoga atau transcendental.

Terapi obat hanya diberikan dokter atas indikasi, terutama untuk gejala yang dominan ditemukan pada IBS, seperti: nyeri perut, diare, susah BAB. Sebab pada 50% kasus, gejala IBS akan membaik, dan menghilang setelah 12 bulan.

Untuk penderita yang mengalami nyeri perut, dokter akan mempertimbangkan pemberian: alverine, antidepresan (seperti: desipramine, citalopram, mianserin), chlordiaze-poksid, klidinium, mebeverine, smooth-muscle relaxant, hiosin N-butilbromida, atau golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors). Antispasmodik, seperti: otolium bromida, mebeverine (135-150 mg, 3 x sehari), dan hyoscine (10-20 mg, 4 x sehari) juga dapat diberikan.

Untuk penderita yang susah BAB, dokter biasanya akan memberikan: Calcium polycarbophil, lactulose syrup, lubiprostone, magnesium hydroxide, methylcellulose, polyethylene glycol 3350, Psyllium husk, sorbitol 70%, atau tegaserod (5-HT4 reseptor agonis). Adapun pemberian antagonis serotonin tipe 3, bermanfaat memperbaiki fungsi global diare, dan nyeri.

Penderita IBS tidak perlu diberi antibiotik, antijamur, dan suplementasi enzim karena IBS bukan disebabkan oleh infeksi, jamur, dan malabsorbsi (gangguan penyerapan nutrisi makanan). Dengan penanganan yang paripurna dan terpadu, tentu IBS dapat teratasi dengan baik.(11)



Jadi sperti itu. Kata dokter yang menangani istriku bisa sembuh sekitar 3-6 bulan dg menghindarkan makanan yg pada pokoknya pedas dan asam. Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih atas tulisan bapak. Sangat bermanfaat buat saya. Saya mengalami hal yang sama dengan istri bapak sekarang. Saya periksa ke dokter dan dicek widal. Hasilnya positif dan dokter memvonis saya tifus. Saya tidak yakin karena saya tidak merasa demam maupun mual muntah. Bagaimana dengan istri bapak berapa lama sampai bisa sembuh?Terimakasih.


Obat Tradisional Radang Usus Besar mengatakan...

thanks atas infonya, sangat bermanfaat sekali ditunggu artikel yang lainnya

http://goo.gl/bSJsvO


Unknown mengatakan...

Trimkash infonya bermanfaat.kmren malam saya juga dbilang sprti itu oleh dokter dkrnakan saya trlalu stress


A mengatakan...

Terimakasih atas sharingnya, Mas/Bapak. Saya juga sudah sebulanan ini mengalami gejala BAB lembek, disertai nyeri atau kram perut yang datang dan pergi. Nyeri dan kramnya pun tidak terlalu sakit, hanya sedikit sedikit dan frekuensinya hilang muncul. BAB nya pun kadang mengeras, lalu besoknya lembek lagi, kadang mengeras 1-2 hari, besoknya lembek lagi. Hingga akhirnya saya ke Dokter Spesialis Internist dan dikatakan oleh Dokter saya terkena IBS.

Istri Bapak akhirnya sembuh setelah berapa lama sejak minum obat?


Sitti Nurfadhilah Basir mengatakan...

Terima kasih atas informasinya Pak, saya juga mengalami sakit perut sudah hampir dua pekan. Saya periksa ke rs dan divonis thypoid fever tapi setelah dua tiga hari perawatan demam saya menurun tapi sakit/nyeri perutnya terus berlanjut hingga seminggu keluar dari rs. Saya belum periksa lebih lanjut tapi membaca artikel Bapak, sebagian besar gejala yang dialami istri Bapak juga terjadi pada saya. Mohon doanya Pak semoga tidak terjadi apa-apa yg lebih serius


Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Anonim mengatakan...


Wah klo saya kira² sudah dr 2010 gejala² awal BAB yg tidak normal dan tahun 2014 mulai parah dan puncaknya taon 2018 dicek dibilang gerd trus di endoskopy dibilang maag dispepsia trus saya cek lagi dengan USG eurology hasilnya negativ dan diusulkan clonoscopy karena kotoran warnanya normal tidak hitam atau merah saya googling dan saya temukan istilah IBS,saya terapy makan bannyk serat hasilnya sedikit berubah,sudah 5bulan terapy makan tapi hasilnya belum signifikan hanya terbebas dr suntikan pelemas otot karna klo IBS memuncak bissanya sulit bernafas karena otot bagian perut hingga punggung ketarik/kaku sampai ke dada/paru terasa kaku dan sesak


Posting Komentar

 
© 2009 - nDobos Bareng Slem | Free Blogger Template designed by Choen

Home | Top